Kamis, 21 April 2016

tunggal kayun



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian  No.273/Kpts/OT.160/4/2007, kelompok tani adalah kumpulan petani, peternak, dan pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.  Ciri-ciri kelompok tani yaitu saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota; mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam usahatani; memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi; dan yang terakhir ada pembagian tugas dan  tanggung jawab  sesama  anggota  berdasarkan  kesepakatan  bersama.
Pembentukan kelompok tani didasarkan atas adanya tingkat pemahaman tentang organisasi petani, keadaan petani dan keluarganya, keadaan usaha tani yang ada, keadaan sebaran, domisili dan jenis usaha tani, serta keadaan kelembagaan masyarakat yang ada.
Unsur Pengikat Kelompok tani yaitu Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya, Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya, Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya, Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang kurangnya sebagian besar anggotanya, dan Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang program yang telah ditentukan.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Kelompok Tani
Nama Kelompok Tani       : Tunggal Kayun
Desa                                 : Padasuka
Kecamatan                        : Lunyuk
Kabupaten                        : Sumbawa
Didirikan   Pada                : Tanggal  8 agustus 2011
Kelompok tani “Tunggal Kayun” Desa Padasuka ini berdiri karena adanya program dari pemerintah dalam rangka penumbuhan dan pengembangan kelompok tani menjadi kelompok yang mandiri untuk meningkatkan pendapatan petani. kelompok tani ini terdiri dari 20 anggota yang terdiri dari 1 ketua, 1 sekertaris, dan 1 bendahara, serta 17 lainnya sebagai anggota. Pemilihan ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara dan anggota dilakukan secara musyawarah oleh seluruh anggota kelompok tani.
Adapun tujuan dari kelompok tani ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam melakukan proses budi daya, agar menjadi lebih baik lagi, serta untuk mempermudah para anggota kelompok tani dalam mendapatkan saprodi baik dalam bentuk bantuan pemerintah seperti pupuk, obat-obatan pertanian, dll. Namun Ada beberapa bantuan pemerintah yang didapatkan melalui pengajuan proposal seperti  traktor, mesin air, selang penyedot dan alat-alat pertanian lainnya.
Dengan adanya kelompok tani masyarakat desa padasuka khususnya yang tergabung dalam kelompok tani “Tunggal kayun” merasa sangat terbantu karena biaya yang dibutuhkan untuk perawatan hasil tani mereka, bisa terkurangi karena danya bantuan dari  pemerintah, masyarakat sangat bersyukur mendapatkan berbagai bantuan dari pemerintah khususnya dibidang pertanian karena sebagian besar penduduk desa Padasuka adalah petani. Selain mengirit biaya perawatan padi, petani juga merasakan dampak lain yaitu pekerjaan mereka lebih mudah dan tidak memakan waktu yang lama, seperti pada saat pembajakan sawah atau ladang mereka, petani tidak lagi menggunakan alat tradisional karena mereka sudah mendapatkan bantuan traktor dari pemerintah, sehingga waktu pengerjaan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan alat bajak tradisional.


2.2 Peraturan Kelompok Tani “Tunggal Kayun
       Peraturan yang ada di kelompok tani ditentukan oleh semua anggota kelompok tani. Aturannya yauitu anggota disarankan untuk membayar uang untuk setiap saprodi yang dibutuhkan untuk bercocok tanam, baik pupuk, obat-obatan dan lain sebagainya. Dan jika anggota kelompok tidak membayar maka anggota tidak akan mendapatkan saprodi yang dibutuhkan untuk bercocok tanam, karena saprodi hanya terdapat dan jual dalam kelompok tani saja.
2.3 Masalah Yang Sering Terjadi Dalam Kelompok Tani “Tunggal Kayun’’
Adapun masalah yang sering terjadi di dalam Kelompok tani “Tunggal Kayun” yaitu maslah pengendalian hama tanaman,peerbaikan irigasi yang kurang baik dan belum paham tentang cara pengendalian penyakit dan anjuran kerja sama dalam rangka gotong royong,penanaman yang tidak serentak dan kurang nya perhatian terhadap kelompoknya karna keterlambatnya pupuk, obat-obatan, serta keterlambatan survey oleh dinas pertanian untuk penanggulangan penyakit. Selain itu masalah dari dalam kelompok tani yaitu masih banyaknya dari anggota yang masih banyak yang berhutang dan sangat susah untuk ditagih, sehingga sering menghambat perkembangan kelompok tani.
2.4 Struktur Organisasi Klompok Tani “Liang Klondo”
STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI “TUNGGAL KAYUN
DESA PADASUKA KECAMATAN LUNYUK  KABUPATEN SUMBAWA
Ketua
l.hamzan wadi
Sekrertaris
Samsiah
Bendahara
A.Malik
Anggota
1. Arif                   11. Syamsidar
2. Bogel                12. Supardi
3. Munglisin          13. Sadam
4. Abdul Jabar      14. Nurdin
5. Alamsyah          15. Firman
6. Amrullah           16. Hasin
7. Farhan              17. M.Ridwan
8. Sahar                18. Husni
9. siahuddin          19. Zainuddin
10. Maskiah         20. A. rasak

 















2.5 Pertemuan kelompok Tani “Tunggal Kayun”
       Dalam kelompok tani Tunggal Kayun dilakukan pertemuan selama 3 kali dalam 1 bulan. Adapun yang dibahas dalam setiap pertemuan yaitu, cara pengaplikasian pupuk dan bagaimana melakukan penanaman yang baik, pengenalan pestisida,herbisida,insektisida serta cara pengamplikasiannya dan musyawarah tentang jenis tanaman yang akan di tanam serta membahas jika ada bantuan dari pemerintah yang masuk dan bagaimana membagikannya secara adil.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan             
Dari pembahasan di atas maka dapat saya simpulkan, Kelompok Tani “Tunggal Kayun" Desa Padasuka Kecamatan LUNYUK Kabupaten Sumbawa berdiri karena adanya program dari pemerintah dalam rangka penumbuhan dan pengembangan kelompok tani menjadi kelompok yang mandiri untuk meningkatkan pendapatan petani. kelompok tani ini terdiri dari 2O anggota yang terdiri dari 1 ketua, 1 sekertaris, 1 bendahara dan 17 lainnya sebagai anggota.
peraturan yang ada di kelompok tani ditentukan oleh semua anggota kelompok. Adapun masalah yang sering terjadi dalam kelompok tani ini yaitu terlambatnya pupuk, obat-obatan, serta keterlambatan survey oleh dinas pertanian untuk penanggulangan penyakit.

  tunggal kayun

Kamis, 28 Januari 2016

pengadaan dan penyaluran sarana produksi



MAKALAH
APLIKASI KOMPUTER
“PENGADAAN DAN PENYALURAN SARANA PRODUKSI”




 









DI susun:
HAERUL BAHRI








PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS SAMAWA                                                  SUMBAWA BESAR                                                                                    2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah “APLIKASI KOMPUTER Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih Kepada Ibu Alia Wartiningsih.SP, M.SIkarena telah sudi mendidik kami dengan jerih payah juga dengan penuh ikhlasan mengajar kami.
Dalam makalah ini kami menyusun secara detail mengenai APLIKASI KOMPUTER Hal ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui lebih jelas dan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Penulis telah berusaha untuk menyusun makalah ini sebaik mungkin, namun karena keterbatasan saya sebagai penyusun makalah ini mungkin masih ada kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik saya harapkan dari pembaca makalah ini agar saya dapat membuat makalah yang lebih baik dari pada ini , selanjutnya . Kurang lebihnya saya mohon maaf.






















DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................                       i
DAFTAR ISI.................................................................................... .           ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................                       1
1.1 Latar belakang..............................................................................                        1
1.2 Rumusan masalah........................................................................             1
1.3 Tujuan..........................................................................................             1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………                        2
BAB III PEMBAHASAN................................................................                        3
2.1 Pengertian pengadaan d penyaluran sarana produksi..................             3
2.2 Hal penting dalam pengadaan dan penyaluran sarana produksi               4         
 2.3 Aspek yang menjadi penghambat dalam agribisnis……………             4
2.4 Fungsi pengadaan dan penyaluran sarana produksi.....................             5
2.5 Hubungan agribisnis dan agroindustri.........................................             5
2.6 Aspek yang ditangani...................................................................                        6
BAB IV PENUTUP..........................................................................                        7
3.1 Kesimpulan..................................................................................             7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................                       8           













ABSTRAK
Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produsi merupakan sumsistem awal atau hulu dalam agribisns. Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian  antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui apa itu subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi. Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah sistem yang mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumber daya pertanian. Subsistem perusahaan agribisnis hulu berfungsi menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar mampu menghasilkan produk usahatani  yang berkualitas.




















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produsi merupakan sumsistem awal atau hulu dalam agribisns. Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian  antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai agroindustri hulu (upstream). 
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengadaan dan penyluran sarana produksi?
2.      Apa saja hal penting dalam pengadaan dan penyaluran sarana produksi?
3.      Apa saja aspek yang menjadi penghambat dalam pengembangan agribisnis di Indonesia?
4.      Apa saja fungsi pengadaan dan penyaluran sarana produksi?
5.      Apa yang menghubungkan agribisnis dengan agroindustri?
6.      Apa saja aspek yang ditangani dalamp pengadaan dan penyaluran sarana produksi?
1.3  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui apa itu subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sarana produksi yang baik biasanya digunakan baik dalam proses awal pembukaan lahan, budidaya pertaian seperti pemupukan, pemeliharaan tanaman dan lain-lain sampai  dengan proses pemanenan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari sarana  produksi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan  merubah hasil yang sederhana menjadi lebih baik. Sarana produksi pertanian terdiri dari  bahan yang meliputi, benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, obat-obatan, dan  peralatan lain yang digunakan untuk melaksanakan produksi pertanian. Sarana-sarana  tersebut harus sudah dipersiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman  (Djakfar.Z.R.,1990).
Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah sistem yang mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumber daya pertanian. Arah dari subsistem ini agar input atau sarana produksi tersedia tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas dan sesuai dengan daya beli petani. Sedangkan subsistem usahatani mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian, seperti perencanaan, pemilihan lokasi usaha, jenis komoditas, teknologi dan pola usahatani. Subsistem pengolahan hasil atau agroindustri merupakan suatu perubahan nilai guna komoditas pertanian. Subsistem ini merupakan kegiatan agroindustry
(Mugnisiah, 1995).









BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi
Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah sistem yang mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumber daya pertanian. Arah dari subsistem ini agar input atau sarana produksi tersedia tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas dan sesuai dengan daya beli petani. Sedangkan subsistem usahatani mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian, seperti perencanaan, pemilihan lokasi usaha, jenis komoditas, teknologi dan pola usahatani. Subsistem pengolahan hasil atau agroindustri merupakan suatu perubahan nilai guna komoditas pertanian. Subsistem ini merupakan kegiatan agroindustri yang bukan hanya menyangkut pengolahan sederhana ditingkat petani, akan tetapi mencakup keseluruhan kegiatan, mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada pengolahan lanjut secara bentuk.
2.2 Hal Penting Dalam Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi
Subsistem agribisnis hulu akan menentukan keberhasilan proses produksi pada subsistem usahatani.  Hal yang paling penting dalam subsistem agribisnis hulu adalah ketersediaan sarana produksi pada waktu, jumlah, mutu dan harga yang tepat karena proses produksi usahatani pada umumnya sangat tergantung kepada musim dan proses biologis tanaman.
a.      Problema etika yang sering muncul :
Biasanya para petani menghadapi permasalahan yang komplek dalam pengadaan sarana produksi seperti, ketersediaan sarana produksi sangat terbatas, tidak tepat waktu  serta harga yang tidak terjangkau karena adanya inflatoar gap (ada problema dari faktor etika). 
b.      Seharusnya permasalahan tersebut dapat diatasi bila kelompok tani dan koperasi yang ada berfungsi dengan baik.
         Disini bisa dilihat terjadinya problema etika yang berakibat kepada petani. Ini memungkinkan munculnya peluang ketidakdilan di tingkat petani.
Subsistem agribisnis hulu ini biasanya tidak netral terhadap skala usaha, semakin banyak petani yang membutuhkan sarana produksi maka akan semakin murah harganya.  Oleh karena itu peran kelompok tani dan koperasi dalam menangkap adanya manfaat ekonomi dari skala usaha menjadi sangat penting.  Dan salah satu alternatifnya aalah melalui kelompok tani dan koperasi, pengadaan sarana produksi dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
2.3 Ada Beberapa  Aspek yang Menjadi Hambatan Dalam Pengembangan Agribisnis di Indonesia yaitu:
  1. Pola produksi dari beberapa komoditi pertanian tertentu terletak dilokasi yang terpencar-pencar, sehingga menyulitkan pembinaan dan tercapainya efisiensi pada skala usaha tertentu.
  2. Sarana dan prasarana, khususnya yang ada diluar pulau Jawa terasa belum memadai, sehingga dapat menyulitkan untuk mencapai efisiensi usaha pertanian.
  3. Akibat kurang memadainya sarana dan prasarana maka biaya transportasi menjadi lebih tinggi.
  4. Sering dijumpai adanya pemusatan agroindustri yang terpusat di kota-kota besar, sehingga nilai bahan baku pertanian menjadi lebih mahal untuk mencapai lokasi agroindustri tersebut.
  5. Sistem kelembagaan, terutama dipedesaan terasa masih amat lemah, sehingga kondisi seperti ini kurang mendukung bagi berkembangnya kegiatan agribisnis. 
Perbedaan paham tentang masalah efisiensi inilah yang menyebabkan pembahasan terhadap agribisnis tetap menarik perhatian. Masalahnya bukan hanya terletak pada aspek produksi, tetapi juga pengaruh yang lain. Untuk itulah diperlukan suatu kebijaksanaan oprasional untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut agar kegiatan pertanian semakin bergairah.
Salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan peranan kelembagaan yang salah satunya ditempuh dengan cara kemitraan atau kerjasama dengan pihak lain, sehingga diharapkan dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan manfaat yang lebih besar bagi setiap pihak yang terkait. Hal ini diperkuat oleh pendapat Jafar Hafsah (1996), yang mengemukakan bahwa kebijaksanaan operasional untuk menumbuhkembangkan usaha dibidang pertanian serta meningkatkan peranan kelembagaan yang diarahkan kepada :
  1. Pengembangan usahatani melalui pola kemitraan dan kewirausahaan.
  2. Pengembangan kelembagaan agribisnis dipedesaan.
  3. Peningkatan keterkaitan antara sektor pertanian dengan sector-sektor yang ada di hilir.
  4. Pengembangan sumber daya dan sarana agribisnis, serta
  5. Peningkatan kerjasama organisasi profesi.
Kemitraan merupakan kerjasama usaha antara pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha kecil (petani kecil) berdasarkan pada azas : (1) Saling menguntungkan, (2) Saling memperkuat, dan selanjutnya Pathmi Noerartini dan Sri Herlina (1997), mengemukakan  kemitraan merupakan kerjasama antar perusahaan dengan petani ditujukan untuk menciptakan integrasi masyarakat tani dalam sistem yang maju dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan. Selintas nampaknya modernisasi melalui kemitraan ini dapat saling menguntungkan baik bagi pihak perusahaan maupun pihak petani, namun khususnya bagi petani selain manfaat yang dapat dirasakan dari hubungan kemitraan ini ternyata dapat menimbulkan suatu ketergantungan terhadap perusahaan yang menjadi mitra kerjanya.
2.4 Fungsi Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi
Subsistem perusahaan agribisnis hulu berfungsi menghasilkan dan menyediakan
sarana produksi pertanian terbaik agar mampu menghasilkan produk usahatani  yang berkualitas. Dalam hubungan  kementerian  inti plasma, maka perusahaan agribisnis hulu dapat melakukan perannya, antara lain: memberikan pelayanan yang bermutu kepada usaha tani, memberikan bimbingan teknik produksi, memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis, memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani, menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani, mengembangkan kerjasama binis (kementerian) untuk dapat memberikan keuntungan bagi para pihak.
2.5 Hubungan Agribisnis dengan Agroindustri
Agroindustri merupakan suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.
Dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.
Apabila dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang memproses dan mentranformasikan bahan-bahan hasil pertanian (bahan makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi industri yang digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin pertanian dan lain-lain.
Dari batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor yang luas yangmeliputi industri hulu sektor pertanian sampai dengan industri hilir. Industri hulu adalah industri yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian.

2.6 Aspek Yang Ditangani dalam Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi
            Ada beberapa aspek yang ditangani dalam pengadaan dan penyaluran sarana produksi yaitu sebagai berikut :
            1. Pupuk
            2. Petisida
            3. Obat-obatan
            4. Alat-alat atau mesin pertanian
            5. Benih
            6. Bibit
            7. Pakan ternak
            8. Kredit
            9. Penyedian informasi pertanian



BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah sistem yang mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumber daya pertanian.
Subsistem perusahaan agribisnis hulu berfungsi menghasilkan dan menyediakan
sarana produksi pertanian terbaik agar mampu menghasilkan produk usahatani  yang berkualitas. Dalam hubungan  kementerian  inti plasma, maka perusahaan agribisnis hulu dapat melakukan perannya, antara lain: memberikan pelayanan yang bermutu kepada usaha tani, memberikan bimbingan teknik produksi, memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis, memfasilitasi proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani, menyaring dan mensintesis informasi agribisnis praktis untuk petani, mengembangkan kerjasama binis (kementerian) untuk dapat memberikan keuntungan bagi para pihak.












DAFTAR PUSTAKA
setiadiarif.blogspot.com/.../konsep-dan-etika-agribisnis-kerakyatan.html
https://magisteragribisnis.files.wordpress.com/.