MAKALAH
APLIKASI
KOMPUTER
“PENGADAAN
DAN PENYALURAN SARANA PRODUKSI”
DI susun:
HAERUL BAHRI
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS SAMAWA SUMBAWA BESAR
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya ucapkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita
semua, sehingga berkat karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah “APLIKASI KOMPUTER” Dalam penyusunan
makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih Kepada Ibu Alia Wartiningsih.SP,
M.SIkarena telah sudi mendidik kami dengan
jerih payah juga dengan penuh ikhlasan mengajar kami.
Dalam makalah ini kami
menyusun secara detail mengenai “APLIKASI KOMPUTER” Hal ini bertujuan agar pembaca dapat
mengetahui lebih jelas dan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Penulis telah berusaha
untuk menyusun makalah ini sebaik mungkin, namun karena keterbatasan saya
sebagai penyusun makalah ini mungkin masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik saya harapkan dari pembaca makalah ini agar saya dapat membuat
makalah yang lebih baik dari pada ini , selanjutnya . Kurang lebihnya saya
mohon maaf.
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................... . ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
1.1
Latar
belakang.............................................................................. 1
1.2
Rumusan masalah........................................................................ 1
1.3
Tujuan.......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
………………………………… 2
BAB III PEMBAHASAN................................................................ 3
2.1
Pengertian pengadaan d penyaluran sarana produksi.................. 3
2.2
Hal penting dalam pengadaan dan penyaluran sarana produksi 4
2.3 Aspek yang menjadi penghambat dalam
agribisnis…………… 4
2.4
Fungsi pengadaan dan penyaluran sarana produksi..................... 5
2.5
Hubungan agribisnis dan agroindustri......................................... 5
2.6
Aspek yang
ditangani................................................................... 6
BAB IV PENUTUP.......................................................................... 7
3.1
Kesimpulan.................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 8
ABSTRAK
Subsistem pengadaan dan penyaluran
sarana produsi merupakan sumsistem awal atau hulu dalam agribisns. Meliputi
pengadaan sarana produksi pertanian
antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas
hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan
produksi pertanian. Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui
apa itu subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi. Subsistem pengadaan
dan penyaluran sarana produksi adalah sistem yang mencakup kegiatan
perencanaan, pengelolaan dan pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumber
daya pertanian. Subsistem perusahaan agribisnis
hulu berfungsi menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik
agar mampu menghasilkan produk usahatani yang berkualitas.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produsi merupakan sumsistem
awal atau hulu dalam agribisns. Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan
ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan
bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-pelaku
kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan
swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat
perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.
Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai
agroindustri hulu (upstream).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengadaan
dan penyluran sarana produksi?
2. Apa saja hal penting dalam pengadaan
dan penyaluran sarana produksi?
3. Apa saja aspek yang menjadi
penghambat dalam pengembangan agribisnis di Indonesia?
4. Apa saja fungsi pengadaan dan
penyaluran sarana produksi?
5. Apa yang menghubungkan agribisnis
dengan agroindustri?
6. Apa saja aspek yang ditangani dalamp
pengadaan dan penyaluran sarana produksi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar
mahasiswa mengetahui apa itu subsistem pengadaan dan penyaluran sarana
produksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sarana produksi yang baik biasanya digunakan baik dalam proses awal
pembukaan lahan, budidaya pertaian seperti pemupukan, pemeliharaan tanaman dan
lain-lain sampai dengan proses
pemanenan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari sarana produksi dalam bidang pertanian adalah untuk
meningkatkan produktivitas kerja petani dan
merubah hasil yang sederhana menjadi lebih baik. Sarana produksi
pertanian terdiri dari bahan yang
meliputi, benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, obat-obatan, dan peralatan lain yang digunakan untuk
melaksanakan produksi pertanian. Sarana-sarana
tersebut harus sudah dipersiapkan sebelum memulai kegiatan sarana
budidaya tanaman (Djakfar.Z.R.,1990).
Subsistem
pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah sistem yang mencakup kegiatan
perencanaan, pengelolaan dan pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumber
daya pertanian. Arah dari subsistem ini agar input atau sarana produksi
tersedia tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas dan sesuai
dengan daya beli petani. Sedangkan subsistem usahatani mencakup kegiatan
pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer
pertanian, seperti perencanaan, pemilihan lokasi usaha, jenis komoditas,
teknologi dan pola usahatani. Subsistem pengolahan hasil atau agroindustri
merupakan suatu perubahan nilai guna komoditas pertanian. Subsistem ini
merupakan kegiatan agroindustry
(Mugnisiah,
1995).
BAB
III
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi
Subsistem pengadaan dan penyaluran
sarana produksi adalah sistem yang mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan
dan pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumber daya pertanian. Arah dari
subsistem ini agar input atau sarana produksi tersedia tepat waktu, tepat jumlah,
tepat jenis, tepat kualitas dan sesuai dengan daya beli petani. Sedangkan
subsistem usahatani mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani
dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian, seperti perencanaan,
pemilihan lokasi usaha, jenis komoditas, teknologi dan pola usahatani.
Subsistem pengolahan hasil atau agroindustri merupakan suatu perubahan nilai
guna komoditas pertanian. Subsistem ini merupakan kegiatan agroindustri yang
bukan hanya menyangkut pengolahan sederhana ditingkat petani, akan tetapi
mencakup keseluruhan kegiatan, mulai dari penanganan pasca panen produk
pertanian sampai pada pengolahan lanjut secara bentuk.
2.2 Hal Penting Dalam Pengadaan
dan Penyaluran Sarana Produksi
Subsistem agribisnis hulu akan menentukan keberhasilan
proses produksi pada subsistem usahatani. Hal yang paling penting dalam
subsistem agribisnis hulu adalah ketersediaan sarana produksi pada waktu,
jumlah, mutu dan harga yang tepat karena proses produksi usahatani pada umumnya
sangat tergantung kepada musim dan proses biologis tanaman.
a. Problema etika yang sering muncul :
Biasanya para petani menghadapi permasalahan yang komplek
dalam pengadaan sarana produksi seperti, ketersediaan sarana produksi sangat
terbatas, tidak tepat waktu serta harga
yang tidak terjangkau karena adanya inflatoar gap (ada problema dari
faktor etika).
b.
Seharusnya
permasalahan tersebut dapat diatasi bila kelompok tani dan koperasi yang ada
berfungsi dengan baik.
Disini
bisa dilihat terjadinya problema etika yang berakibat kepada petani. Ini
memungkinkan munculnya peluang ketidakdilan di tingkat petani.
Subsistem agribisnis hulu ini biasanya tidak netral
terhadap skala usaha, semakin banyak petani yang membutuhkan sarana produksi
maka akan semakin murah harganya. Oleh karena itu peran kelompok tani dan
koperasi dalam menangkap adanya manfaat ekonomi dari skala usaha menjadi sangat
penting. Dan salah satu alternatifnya aalah melalui kelompok tani dan
koperasi, pengadaan sarana produksi dapat dilakukan secara lebih efektif dan
efisien.
2.3 Ada Beberapa Aspek yang Menjadi Hambatan Dalam Pengembangan
Agribisnis di Indonesia yaitu:
- Pola produksi dari beberapa komoditi pertanian tertentu terletak dilokasi yang terpencar-pencar, sehingga menyulitkan pembinaan dan tercapainya efisiensi pada skala usaha tertentu.
- Sarana dan prasarana, khususnya yang ada diluar pulau Jawa terasa belum memadai, sehingga dapat menyulitkan untuk mencapai efisiensi usaha pertanian.
- Akibat kurang memadainya sarana dan prasarana maka biaya transportasi menjadi lebih tinggi.
- Sering dijumpai adanya pemusatan agroindustri yang terpusat di kota-kota besar, sehingga nilai bahan baku pertanian menjadi lebih mahal untuk mencapai lokasi agroindustri tersebut.
- Sistem kelembagaan, terutama dipedesaan terasa masih amat lemah, sehingga kondisi seperti ini kurang mendukung bagi berkembangnya kegiatan agribisnis.
Perbedaan paham tentang masalah
efisiensi inilah yang menyebabkan pembahasan terhadap agribisnis tetap menarik
perhatian. Masalahnya bukan hanya terletak pada aspek produksi, tetapi juga
pengaruh yang lain. Untuk itulah diperlukan suatu kebijaksanaan oprasional
untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut agar kegiatan pertanian
semakin bergairah.
Salah satu jalan keluar untuk
mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan peranan kelembagaan yang salah
satunya ditempuh dengan cara kemitraan atau kerjasama dengan pihak lain,
sehingga diharapkan dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan manfaat yang
lebih besar bagi setiap pihak yang terkait. Hal ini diperkuat oleh pendapat
Jafar Hafsah (1996), yang mengemukakan bahwa kebijaksanaan operasional untuk
menumbuhkembangkan usaha dibidang pertanian serta meningkatkan peranan
kelembagaan yang diarahkan kepada :
- Pengembangan usahatani melalui pola kemitraan dan kewirausahaan.
- Pengembangan kelembagaan agribisnis dipedesaan.
- Peningkatan keterkaitan antara sektor pertanian dengan sector-sektor yang ada di hilir.
- Pengembangan sumber daya dan sarana agribisnis, serta
- Peningkatan kerjasama organisasi profesi.
Kemitraan merupakan kerjasama usaha
antara pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha kecil (petani kecil)
berdasarkan pada azas : (1) Saling menguntungkan, (2) Saling memperkuat, dan
selanjutnya Pathmi Noerartini dan Sri Herlina (1997), mengemukakan
kemitraan merupakan kerjasama antar perusahaan dengan petani ditujukan untuk
menciptakan integrasi masyarakat tani dalam sistem yang maju dalam rangka
meningkatkan produktivitas pertanian yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan. Selintas nampaknya modernisasi melalui kemitraan ini dapat saling
menguntungkan baik bagi pihak perusahaan maupun pihak petani, namun khususnya
bagi petani selain manfaat yang dapat dirasakan dari hubungan kemitraan ini
ternyata dapat menimbulkan suatu ketergantungan terhadap perusahaan yang
menjadi mitra kerjanya.
2.4 Fungsi Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi
Subsistem perusahaan agribisnis hulu
berfungsi menghasilkan dan menyediakan
sarana produksi pertanian terbaik agar
mampu menghasilkan produk usahatani yang
berkualitas. Dalam hubungan
kementerian inti plasma, maka
perusahaan agribisnis hulu dapat melakukan perannya, antara lain: memberikan
pelayanan yang bermutu kepada usaha tani, memberikan bimbingan teknik produksi,
memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis, memfasilitasi
proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani, menyaring dan mensintesis
informasi agribisnis praktis untuk petani, mengembangkan kerjasama binis
(kementerian) untuk dapat memberikan keuntungan bagi para pihak.
2.5 Hubungan
Agribisnis dengan Agroindustri
Agroindustri merupakan suatu
industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau
suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan
sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri
dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta
jasa untuk kegiatan tersebut.
Dengan demikian agroindustri
meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri yang memproduksi
peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida,
herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.
Apabila dilihat dari sistem
agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang
memproses dan mentranformasikan bahan-bahan hasil pertanian (bahan
makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi yang langsung
dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi industri yang
digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin pertanian
dan lain-lain.
Dari batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor yang
luas yangmeliputi industri hulu sektor pertanian sampai dengan industri hilir.
Industri hulu adalah industri yang memproduksi alat-alat dan mesin
pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses
budidaya pertanian.
2.6 Aspek
Yang Ditangani dalam Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi
Ada beberapa aspek yang ditangani
dalam pengadaan dan penyaluran sarana produksi yaitu sebagai berikut :
1.
Pupuk
2.
Petisida
3.
Obat-obatan
4.
Alat-alat atau mesin pertanian
5.
Benih
6.
Bibit
7.
Pakan ternak
8.
Kredit
9.
Penyedian informasi pertanian
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah
sistem yang mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan dan pengadaan sarana
produksi, teknologi dan sumber daya pertanian.
Subsistem perusahaan agribisnis hulu
berfungsi menghasilkan dan menyediakan
sarana produksi pertanian terbaik agar
mampu menghasilkan produk usahatani yang
berkualitas. Dalam hubungan
kementerian inti plasma, maka
perusahaan agribisnis hulu dapat melakukan perannya, antara lain: memberikan
pelayanan yang bermutu kepada usaha tani, memberikan bimbingan teknik produksi,
memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis, memfasilitasi
proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani, menyaring dan mensintesis
informasi agribisnis praktis untuk petani, mengembangkan kerjasama binis
(kementerian) untuk dapat memberikan keuntungan bagi para pihak.
DAFTAR PUSTAKA
setiadiarif.blogspot.com/.../konsep-dan-etika-agribisnis-kerakyatan.html
https://magisteragribisnis.files.wordpress.com/.