Sabtu, 20 Januari 2018

poster tentang jagung



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang
Jagung (zea mays L) merupakan salah satu tanaman biji-bijian yang paling banyak di perdagangkan dan paling penting setelah gandum dan padi.  Beberapa daerah di Indonesia seperti di Madura dan nusa tenggara  menggunakan jagung sebagai pangan pokok.selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga di tanam sebagai pakan ternak(hijauan maupun tongkolnya) dll.
            Hasil tanaman jagung di Indonesia juga dapat di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul di masyarakat,pemakea pupuk yank belum tepat, penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang belum di perbaiki.
Kerusakan akibat OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) merupakan ancaman terbesar bagi para petani. Rusaknya tanaman budidaya akibat aktivitas serangga hama memberikan dampak terhadap kondisi ekonomi petani. Hasil produksi menjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan sedangkan modal untuk usaha tani yang telah dikeluarkan cukup besar. Perlu dilakukan upaya untuk menanggulangi keadaan tersebut. OPT dari golongan serangga adalah yang paling sering ditemukan pada area pertanaman petani. Bentuk-bentuk serangannya dapat diketahui dengan memperhatikan gejala-gejala kerusakan yang ditinggalkan. Gejala serangan yang ditimbulkan dapat berupa bekas gigitan maupun bekas tusukan oleh serangga tipe alat mulut mencucuk menghisap. Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu serangga hama penghisap, menyerang dengan menghisap floem pada jaringan tanaman. Beberapa serangga OPT juga dapat menjadi vektor berbagai virus pada tanaman. Serangga OPT diklasifikasikan berdasarkan bentuk sayap pada masingmasing serangga. Sistem pengklasifikasian dimaksudkan untuk mempermudah dalam penamaan terhadap serangga, sehingga dapat dengan mudah mempelajari sifat dan karakteristik dari serangga.
Beberapa ordo serangga hama antara lain: orthoptera, hemiptera, homoptera, coleoptera dan lain-lain. Masing-masing dari serangga tersebut memiliki gejala serangan yang sama atau berbeda-beda terhadap tanaman. Pengenalan mengenai pengenalan ordo serangga OPT dan gejala kerusakannya sangat perlu dipelajari oleh mahasiswa pertanian. Bentuk pembelajaran yang dilakukan yakni dengan mengadakan kegiatan praktikum mengenai pengenalan ordo serangga OPT dan gejala kerusakannya. Kompetensi yang diharapkan dari praktikum tersebut adalah mahasiswa dapat mengetahui karakteristik ordo-ordo serangga yang berperan sebagai OPT serta dapat mengetahui dan memahami gejala kerusakan yang diakibatkan oleh serangga.
Adapun klasifikasi tanaman jagung
            Jagung adalah tanaman herbamonokotil dan tanaman semusim iklim panas. Tanaman ini berumah satu. Dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkai) dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai pembungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol. (Rubatzky dan Yamaguchi 1998).
Klasifikasi tanaman jagung :
Kerajaan                      : plantae
Devisi                          : mangnoliophyta
Kelas                           : liliopsida
Ordo                            : poales
Famil                           : poaceae
Genus                          : zea
Species                                    : Z. mays L.
1.2   Tujuan praktikum
Tujuan di lakukan peraktikum ini agar mahasiswa/I dapat mengetahui organisme serangga yang menyerang tanaman jagung serta permasalahan-permasalahan yang di hadapi petani dalam melakukan budi daya tanaman jagung. Dan mahasiswa/I dapat mengetahui :
1.      Mengetahui jenis-jenis serangga tanaman semusim.
2.      Mengetahui cara penyerangan serangga pada tanaman
3.      Mengetahui kerusakan yang di timbulkan oleh serangga
4.      Mengetahui tipe alat mulut serangga.
5.      Mengetahui dan memahami karakteristik ordo-ordo serangga yang berperanan sebagai OPT.
6.       Mengetahui dan memahami gejala kerusakan yang diakibatkan oleh serangga.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian hama, gejala, kerusakan dan tanda
a. pengertian hama
            hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya dan menyebabkan kerugian secara ekonomis. (Anonymous, 2012).
Hama adalah organism yang tidak kita harapkan ada di dalam tanaman pertanian. Hama adalah mahluk hidup yang menjadi pesaing, perusak, penyebar penyakit, dan pengganggu semua sumber daya yang di butuhkan manusia.
b. pengertian gejala
            gejala adalah keadaan patologi dan fisikologi dari tumbuhan terhadap aktivitas dari patogen atau factor yang lain. Gejala ialah perubahan yang terjadi pada suatu tanaman budi daya akibat serangan hama.
c. pengertian kerusakan
            kerusakan ialah kehilangan yang di rasakan oleh tanaman akibat serangan OPT antara lain dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas peroduksi.
d. pengertian tanda
            tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain reaksi pertumbuhan inang (gejala) minsalnya bentuk tubuh buah parasit , miselium, warna spora, bledeok, lender dan sebagainya. Tanda adalah bekas atau jejak yang di tinggalkan oleh hama padsa bagian tanaman.
2.3 Adapun macam-macam tipe mulut serangga dan gejala kerusakannya
a. tipe alat mulut menggit mengunyah.
1) Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut. 
2) Epifaring, berfungsi sebagai pengecap. 
3) Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
4) Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
5) Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut. 
    6) Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa.
Ø Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu: ( appias nero, thinks ock, lacusta migratoria menilansis, coo cinellidae viredula, nezara viredula, scotinophara coartata, agrotis ipsilon, valanga nigri cornis, dan leaf-footed bug ).
b. Tipe alat mulut mengunyah dan menghisap
1) Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera, Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu.
2) Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga.
c. Tipe alat mulut menjilat mengisap
1) Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera).
2) Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah.
3) Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum.
4) Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum.
d. Tipe Alat Mulut Mengisap
1) Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna.
2) Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen.
3) Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung.
e. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap
1) Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera).
2) Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet.
3) Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman.
4) Keempat stilet berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk dari alat mulut serangga pengunyah. (Hidayat. 2009).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat
Praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman  pada acara pengenalan organisme serangga di lakukan di laboratorium terpadu universitas samawa pada jam 3:45 wita.
3.2. Alat dan bahan praktikum
            a. alat
            1. botol / plastik
            2. alat tulis
            3. kertas hvs
            4. kertas label
            5.sterofom
            6. paku jarum
            b. bahan
                        bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah semua jenis hama yang telah di dapatkan dan mengidentifikasi untuk menentukan klasifikasinya.
            c.cara kerja
            1. identifikasi jenis-jenis hama yang terlihat di agroekosistem.
            2. kelompokkan, gambar dan diskripsikan hama-hama yang teramati.
            3. berikan keterangan gambar dan tulislah :
a.       nama spesies
b.      nama family
c.       nama ordo dan kelas hama
dan khusus untuk golongan serangga tambahkan :
d.      tipe metamorfosis serangga hama
e.       stadia menyerang hama yang menyerang tanaman
f.       tipe alat mulut serangga.
3.3 pelaksanaan praktikum
            Pelaksanaan praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman di laksanakan pada hari kamis tanggal 3 januari tahun 2018. Jam 3:45 wita.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.  Hasil pengamatan
Capung
Kingdom       :Animalia
Filum             :Arthropoda
Kelas             :Insecta
Ordo             :Odonata
Subordo       :Anisoptera
Famili           :Libellulidae
Genus           :Pantala
Spesies         :P. flavescens
belalang kayu                                    
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insect
Subkelas          : Pterygota
Infrakelas        : Neoptera
Superordo       : Dictyoptera
Ordo                : Mantodea
Genus              : Mantis
Spesies                        Mantis religiosa
Kingdom            :Animalia
Filum                 :Artropoda
Kelas                  :Serangga
Ordo                   :Lepidoptera
Famili                 :Pieridae
Genus                 :Appias
Spesies               :A. nero
belalang sembah
Subkingdom    : Invertebrata
Filum               : Arthropoda
Sub filum        : Mandibulata
Kelas               : Insecta
Ordo                : Orthoptera
Famili              : Acrididae
Genus              : Valanga
Spesies            : Valanga nigricornis

kepik kaki daun
Kingdom         :Animalia
Filum               :Arthropoda
Kelas               :Insecta
Ordo                :Hemiptera
Subordo          :Heteroptera
Infraordo         :Pentatomomorpha
Superfamili     :Pentatomoidea
Famili              :Pentatomidae

limbing batu
Nama                 :Scotinophara    coarctata
Family                         : Pentatomidae
Ordo                : Hemiptera
Jenis organisme : serangga
Walang sangit
Kingdom          : Animalia
Phylum                          : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Hemiptera
Famili              : Alydidae
Genus              : Leptocorixa
Spesies             : Acuta
Author                          : Thunberg

                              
Kepik
Kingdom         : Animalia (Hewan)
Filum               : Arthropoda (arthropoda)
Kelas               : Insecta (Serangga)
Ordo                : Hemiptera
Subordo          : Heteroptera
Family             : Pentatomidae
Subfamily       : Pentatominae
Genus              : Nezara
Species                        : Nezara viridula
ulat tanah
Nama umum   : Agrotis ipsilon (Hufnagel, 1766)
Klasifikasi       : Kingdom : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Lepidoptera
Famili              : Noctuidae
Belalang hijau
Kingdom               : animalia
Subkingdom          : bilateria
Superphilylum       : panarthorooda
Phylum                  : arthopoda
Superclass             : panhexapoda
Epiclass                 : hexapoda
Class                      : inseta
Substass                 : dicondylia
Division                 : neoptera
Supereordo            : orthoptira
Ordo                      : orthoptera
Subordo                 : cailipera
Superfamily           : arcidomorpha
Superfamily           : pyirgomorphiodea
Family                   : pyirgomorphiodea
Genus                    : atractomorpha
Specifis name        : crenulate
Spesies                   : atractomorpha crenulate

5.2. pembahasan
Serangga yang diamati pada praktikum ini yaitu semua jenis hama yang di dapatkan dari areal persawahan tanaman jagung pada saat pase pegetatif dan pase generatif, Adapun hama tersebut seperti yang tertera di tabel di atas.
Serangga dalam keanekaragaman hayati dan ekosistem merupakan komponen yang memiliki peranan penting sebagai herbivore, karnivor, atau detritivor. Peranan serangga tersebut mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup lain yang ada disekitarnya. Salah satu contoh adalah serangga yang ada di ekosistem sawah. Serangga herbivore akan menyebabkan kerusakan pada tanaman jagung karena memakan dan daun. Keanekaragaman serangga-serangga yang ada di sawah adalah serangga dengan ordo Orthoptera, Lepidoptera, Hemiptera, Hemiptera,  Hemiptera,  Hemiptera, Orthoptera, Lepidoptera, Mantodea, Odonata,(Hadi dkk., 2012).
Menurut Bubak et all. (2014), Metamorphosis serangga berbeda-beda setiap ordonya, diantaranya yaitu holometabola. Metamorphosis holometabola atau sering disebut metamorforsis sempurna, biasanya siklusnya terdiri dari telur, larva, pupa, dan serangga dewasa. Semua sumber nutrisi yang ada pada larva jenis metamorphosis homometabola digunakan untuk perkembangan struktur bentuk tubuh yang dilakukan pada saat menjadi pupa, sehingga saat proses pembentukan serangga dewasa struktur tubuhnya terbentuk dengan sempurna. Salah satu jenis metamorphosis lainnya yaitu metamorphosis tidak sempurna atau hemimetabola. Metamorphosis hemimetabola yaitu proses perkembangbiakan serangga tanpa adanya pupa atau kepompong, contohnya yaitu pada kepik yang siklus hidupnya terdiri dari telur, nimfa, dan serangga dewasa (Nurhakim, 2014).
Serangga adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang yang mempunyai sayap untuk terbang sebagai ciri khasnya, sehingga serangga belalang dan serangga lainnya termasuk hewan yang unik karena memiliki sayap. Serangga belalang memiliki 3 bagian tubuh diantaranya yakni kepala, thorak, dan abdomen, pada bagian thorak terdiri atas tungkai dan sayap, pada bagian kepala terdapat mata antenna dan mulut, sedangka pada bagian abdomen terdiri dari jantung, sistem pencernaan, dan organ reproduksi. Bagian kepala belalang memiliki antena dengan tipe filiform yang memiliki bentuk menyerupai benang beruas dan memiliki ukuran yang sama. Tipe mata belalang yaitu ocelli. Tipe alat mulut belalang yaitu menggigit dan mengunyah. Tungkai terdiri atas 3 pasang dan pada sayap terdapat 2 buah. Sayap pada belalang memiliki fungsi untuk terbang sayap belakang berbentuk seperti selaput. Bagian abdomen dari belalang terdiri atas spiracle dengan jumlah 7 pasang dan ovipositor yang mencirikan serangga betina. Belalang milik kelompok 3 memiliki ciri yang sama kecuali pada alat reproduksinya yaitu terdapat cerci yang mencirikan sebagai jantan.  Bentuk alat mulut memberikan informasi mengenai kebiasan pola makan dari serangga.
Menurut Tjahjadi (1989) kepik atau walang sangit memiliki nama latin Leptocorixa acuta dan Stenocoris apicalis. Serangga walang sangit merupakan serangga hama yang dapat menyerang atau merusak daun. Metamorphosis walang sangit yaitu metamorphosis paurometabola atau metomorfosis tidak sempurna yakni telur menjadi nimfa kemudian menjadi imago atau serangga dewasa. memiliki 3 bagian tubuh sama seperti belalang yaitu kepala, thorak dan abdomen. Kepik memiliki tipe antenna filiform sama seperti belalang, memiliki mata majemuk serta memiliki tipe alat mulut menggigit menghisap. Tungkai yang terdapat pada thorak berjumlah 3 pasang yang berfungsi untuk berlari dan berjalan serta memiliki 2 pasang sayap pada sayap depan setengah keras dan setengah lunak yang disebut hemiltron, sedangkan sayap belakang berbentuk selaput, sedangkan, abdomen terdapat 5 bagian ruas dan 5 ruas spracle.
Serangga dibedakan menjadi 2 berdasar jenis alat mulut yang dimiliki. Tipe mandibulata dan tipe haustelalata. Jenis alat mulut serangga memiliki fungsi yang berbeda beda tergantung pada alat mulut yang dimiliki terdapat alat mulut dengan fungsi menggigit dan mengunyah ataupun menusuk dan menghisap. Salah satu serangga hama pada tanaman yaitu ordo hemiptera. Hemiptera merupakan serangga yang memiliki sayap depan yang tebal dengan tekstur sayapnya seperti selaput. Serangga yang termasuk ordo hemiptera yaitu walang sangit. Walang sangit memiliki alat mulut sengan tipe penusuk penghisap yang digunakan untuk menyerang tanaman. serangga ordo hemiptera memiliki metamorfosis hemimetabola yaitu siklus hidup dimulai dari fase telur kemudian memasuki fase nimfa dan berkembang sehingga menjadi imago (dewasa). Fase yang berperan sebagai hama yaitu fase nimfa dan imago (Tjahjadi, 1989).


BAB V
KESIMPULAN
6.1  Kesimpulan
Dari pembahasan tentang hama serangga  diatas dapat dapat ditarik kesimpulan sbb;
1. Serangga hama dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan pada tanaman yang diserangnya. Belalang yang merupakan herbivor menyerang daun tanaman yang menyebabkan daun tanaman menjadi tergerogoti dan jika serangan semakin parah dapat menyebabkan proses fotosintesis terganggu sehingga produktivitas tanaman menurun.
2. Struktur dasar tubuh serangga terdiri atas kepala, thorak dan abdomen. Kepala memiliki bagian antena yang umumnya pada serangga memiliki fungsi yang sama. Bentuk mulut serangga memiliki dampak terhadap pola makan serangga dan pola gigitan yang berbeda beda.
3. Terdapat 2 jenis metamorfosis pada serangga yaitu metamorphosis sempurna(holometabola) dan tidak sempurna (hemimetabola) .
4. Serangga dibedakan menjadi 2 berdasar jenis alat mulut yang dimiliki. Tipe mandibulata dan tipe haustelalata. Jenis alat mulut serangga memiliki fungsi yang berbeda beda tergantung pada alat mulut yang dimiliki terdapat alat mulut dengan fungsi menggigit dan mengunyah ataupun menusuk dan menghisap.
5. Serangga adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang yang mempunyai sayap untuk terbang sebagai ciri khasnya.









DAFTAR PUSTAKA
Nurhakim, S. 2014. Dunia Burung Dan Serangga: Mengenal Fakta Sains Dan Keunikannya. Jakarta: Penerbit Bestari.
Bubak, A. N., J. L. Grace, M. J. Watt, K. J. Renner, and J. G. Swallow. 2014. Neurochemistry As A Bridge Between Morphology And Behavior: Perspectives On Aggression In Insects. Current Zoology, 60(6): 778-790.
Tjahjadi, N. 1989. Hama Dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.
Tjahjadi, Nur Ir. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.













LAMPIRAN










]
·             
·             
·             
·             
·             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar